Popular Post

Artikel Update

Bandotan(Ageratum conyzoides L.)

Written By BloggerMuda on 31 July 2012 | 4:14 AM



Bandotan(Ageratum conyzoides L.)
Sinonim : A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.
Familia : compositae (asteraceae).

Uraian :
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau tidak enak. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).

Komposisi :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, alkaloid, dan kumarin

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam (antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA UI, 1993).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung,  keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat,  produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut. 
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air perasannya diminum.
Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sakit telinga tengah akibat radang 
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.

Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh.

Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban. 

Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

Tumor rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas sehari.

Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.

Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.

Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut d

Awar Awar (Ficus septica Burm.L)



Awar Awar (Ficus septica Burm.L)
Sinonim :Ficus hauili Blanco, Ficus casearia F. v. Mueller ex Benth, Ficus kaukauensis Hayata.
Familia :Moraceae

Uraian :
Pohon atau semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 - 2 cm. Waktu berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar

Komposisi :
Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid), tiloforin, septisin, dan antofin, selain itu juga mengandung flavonoida.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Daun 
digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa dan sesak napas.
Akar 
digunakan untuk penawar racun (ikan), penanggulangan asma; di samping itu daun dapat menyebabkan muntah.
Getah 
dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.
Buah 
untuk pencahar. 

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Untuk mengobati bisul:
5 lembar daun dicuci dan digiling halus; ditambah garam secukupnya, kemudian digunakan sebagai kompres pada bisul (1-2 kali sehari).

Anyang Anyang(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,)

Written By BloggerMuda on 30 July 2012 | 3:35 AM


Anyang Anyang(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,)

Sinonim :Rejasa.
Familia : Elaeocarpaceae.



Uraian :

Pohon dengan bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus (seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut; kepala putik tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai pohon hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm. Cat. : Jika buah diinjak, maka duri tempel pada inti buah menembus dinding buah yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang dinamakan „kotak duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun. 


Nama Lokal :

NAMA DAERAH Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda); Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor, Rejasa (Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Elaeocarpi Fructus; Buah Anyang-anyang.

Komposisi :

Elaeokarpid (zat pahit beracun) dan saponin. Khasiat Diuretik.

KEGUNAAN 
Buah:
1. Disentri.
2. Sakit kandung kencing.

Kulit kayu:
1. Radang Ginjal.
2. Borok (obat luar). 

Daun:
1.Demam. 
2.Kelesuan. 
3.Mual.
4.Sakit Kuning. 

RAMUAN DAN TAKARAN 
Demam
Ramuan:
Kulit kayu atau daun Anyang-anyang   4  gram
Air                                                          110 ml 

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml
Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari. 

Kelesuan
Ramuan:
Daun Anyang-anyang                 4 gram
Daun Sembung                            3 gram
Herba Meniran                            2 gram
Rimpang Temulawak                  4 gram
Air                                              110 ml 

Cara pernbuatan:
Diseduh, dibuat infus. 

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan
Diulangi selama 14 hari. 

Sakit Kandung Kencing
Penderita pada saat buang air seni merasa nyeri, dan air seninya berbuih.
Ramuan:
Buah Anyang-anyang   7 biji
Buah Adas          1 gram
Pulosari                   1/ 2 ruas jari
Air                            110 ml 

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: 
Diulang selama 7 hari.

Sipilis/Sifilis/Raja Singa

Written By BloggerMuda on 27 July 2012 | 5:35 PM

Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, Raja Singa. Dan dari penelitian menunjukan 15%-20% dari korban yang terjangkit sipilis yang tidak diobati akan mati dini.

Gejala:

Sifilis mempunyai masa tunas yang berkisar 3 minggu. Pada tempat masuk kuman timbul suatu ulkus (luka) yang bulat lonjong, dasar bersih, merah, kulit di sekitar terang, pada perabaan keras dan tidak nyeri, keadaan ini disebut efek primer stadium I. Sering disertai pembengkakan kelenjar getah bening di daerang sekitar tempat infeksi yang padat, kenyal, pada perabaan tikdak sakit.

Dalam 3-6 minggu kelainan ini dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Setelah efek primer, 6-8 minggu kemudian penyakit masuk ke dalam stadium II, biasanya didahului gejala panas, sakit kepala, sakit tulang dan sebagainya. Tanda-tana pada kulit dan selaput lendir dapat menyerupai semua penyakit kulit yang lain (the great imitator) dan kelainan pada kulit tersebut tidak gatal. Lesi pada tempat yang lembab pada lipatan kulit disebut kondiloma lata. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening yang menyeluruh (limfadenitis generalisata). Kelainan kulit dapat menghilang tanpa pengobatan kemudian dapat muncul lagi tapi tidak simetris. Sifilis laten adalah penderita sifilis tanpa gejala dan hanya ditemukan hasil tes yang positif.

Sifilis stadium III muncul setelah 3-10 tahun stadium I. Keadaan ini tidak menular, tapi dapat menyerang semua organ tubuh. Kelainan yang khas adalah suatu nodus yang kemudian melunak, pecah dan membentuk ulkus. Di samping itu juga dapat menyerang sistem peredaran darah dan saraf.

GONORE (GO)
Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah “kencing nanah”. Masa inkubasi 3-5 hari.

Kuman : Neisseria gonorrhoea
Perantara : manusia
tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
cara penularan : kontak seksua langsung
tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
yang bisa terkena : orang yang berhubungan seks tak aman


Mimba Tanaman Langka Indonesia

Written By BloggerMuda on 24 July 2012 | 3:22 AM

Mimba (Azadirachta indica). Tanaman langka ini mempunyai nama lain Mimbo atau Mimba. Tanaman langka ini merupakan pohon yang tinggi (Arbor) batangnya dapat mencapai 20 m bahkan lebih. Kulit batangnya tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Tanaman ini bisa digunakan sebagai pestisida nabati. Karena daun mimba mengandung senyawa-senyawa yang dapat mengendalikan hama tanaman, diantaranya adalah sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine.


Perbanyakan mimba saat ini dilakukan secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan stek ranting. Pada perbanyakan generatif permasalahan yang dihadapi adalah dihasilkan sifat tanarnan yang tidak sania dengan pohon induk, masa produksi Iebih lama dan permasalahan ketersediaan biji yang terbatas. Perbanyakan secara vegetatif secara alami tidak dapat menghasilkan akar yang baik sehingga sifat tanaman mudah roboh karena tidak memiliki akar tunggang dan umur tanaman biasanya lebih pendek.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perbanyakan mimba secara kultur jaringan dan sumber eksplan biji dan tunas pucuk serta mengetahui pengaruh konsentrasi BAP terhadap pertumbuhan plantlet dan biji dan tunas pucuk. Hasil yang dtharapkan adalah dapat memberikan informasi mengenai konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan mimba.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan dilakukan penanaman eksplan dan biji dan tunas pucuk. Parameter yang diamati adalah keberhasilan hidup masing-masing sumber eksplan, pengaruh waktu pada sumber eksplan biji dan keefektifan teknik Sterilisasi pada sumber eksplan dan pucuk. Penelitian pendahuluan tidak menggunakan rancangan percobaan. Penelitian inti dibagi menjadi dua tahap yaitu pra perlakuan dan perlakuan. Pada pra perlakuan eksplan dipindahkan ke media baru yang memiliki komposisi dasar yang sama dengan media saat penelitian pendahuluan kemudian dilihat persentase hidup masing-masing sumber eksplan. Pada perlakuan parameter yang diukur secara kuantitatif adalah jumlah tunas, jumlah daun, tinggi dan pertumbuhan akar, sedangkan parameter kualitatif yang diamati adalah perubahan warna daun dan pertumbuhan kalus.

Pada penelitian inti digunakan rancangan acak Iengkap satu faktor dengan ulangan tidak sama. Perlakuan yang diberikan adalah konsentrasi BAP baik untuk plantlet dan biji maupun pucuk. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dilakukan uji Duncan. Analisis data dilakuakan dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Analysis System (SAS).

Pada penelitian pendahuluan, penanaman bahan ekspian dan biji dilakukan dalam tiga tahap dengan waktu yang berbeda tetapi dengan teknik sterilisasi yang sama. Pada penanaman pertama saat biji berumur satu bulan, daya tumbuh biji mencapai 48.33% atau sebanyak 29 biji, sedangkan pada penanaman kedua saat biji berumur tiga bulan, persen tumbuhnya hanya 1,67% atau satu biji dan pada penanaman ketiga persen tumbuhnya 0% karena tidak ada satu bijipun yang mengalami pertumbuhan. Berdasarkan persamaan linier y = -24.165x + 64.997 daya tumbuh biji mimba diduga dapat bertahan sekitar dua bulan, oleh karena itu biji mimba harus segera ditanam setelah panen.

Penanaman bahan eksplan dan pucuk dilakukan tiga kali dengan teknik sterilisasi yang berbeda. Pada penanaman dengan sterilisasi menggunakan baycline, permasalahan yang terjadi adalah terjadinya kontaminasi yang relatif cepat yaitu tiga hari setelah tanam dan setelah satu minggu semua eksplan mati.

Pada penanaman dengan sterilisasi kedua menggunakan alkohol, HgC12 dan baycline, permasalahan yang terjadi adalah pencoklatan atau browning pada eksplan yang terjadi hanya satu hari setelah penanaman. Pada penanaman ketiga dengan sterilisasi menggunakan Hg Cl2, baycline dan betadine, didapatkan pertumbuhan eksplan yang cukup baik. Penggunaan HgC12 dan baycline secara berurutan menghasilkan kondisi yang lebih menguntungkan karena kombinasi keduanya merupakan usaha sterilisasi berlapis baik dari bakteri, jamur maupun kotoran-kotoran lain yang menempel pada permukaan eksplan. Penggunaan HgCI2 dan baycline terbukti lebih efektif dalam sterilisasi eksplan mimba dibandingkan dengan baycline saja atau dengan alkohol, ini terbukti dengan tetap bertahan hidupnya eksplan.

Pada penelitian inti kegiatan pra perlakuan, eksplan yang berasal dari biji dan pucuk dipotong-potong dan ditanam kedalam media pra perlakuan baru yang memiliki komposisi dasar yang sama dengan media pada penelitian pendahuluan. Setelah satu bulan pengamatan ternyata persentase hidup eksplan yang berasal dari biji (89.65%) lebih tinggi jika dibandingkan eksplan yang berasal dan pucuk. Hal ini diduga karena kondisi eksplan dan biji lebih steril sehingga tidak banyak mendapat gangguan jamur, bakteri dan kotoran.

Penambahan media Murashige dan Skoog dengan zat pengatur tumbuh BAP memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap parameter pertumbuhan plantlet yaitu jumlah tunas, jumlah daun, tinggi pada plantlet dan biji. Pengaruh konsentarasi BAP terhadap jumlah tunas berbeda pada tiap minggu pengamatan. Pada minggu pengamatan pertama, ketiga, keempat, kelima, kesembilan sampai dengan minggu ke-12 pengamatan didapatkan pengaruh konsentarasi BAP terhadap jumlah tunas yang tidak berbeda. Namun pada minggu kedua, keenam, ketujuh dan kedelapan didapatkan hasil yang berbeda. Perbedaan respon plantlet ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan unsur hara dalam media, dan berhubungan erat dengan kemampuan multiplikasi tanaman yang berbeda-beda.

Pada parameter pertambahan jumlah daun, pada minggu kelima pengamatan perlakuan BAP terhadap jumlah daun memiliki pengaruh yang berbeda, sedangkan pada minggu lainnya konsentrasi BAP memberikan pengaruh yang sama Perlakuan BAP 2% memiliki tingkat pertumbuhan tunas yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya Hal ini diduga karena BAP diserap oleh tanaman dengan baik sehingga pembelahan sel yang terjadi lebih baik.

Pada parameter tinggi, pada minggu keempat sampai dengan minggu kedelapan memperlihatkan pengaruh yang berbeda, sedangkan pada minggu yang lain pengaruh konsentrasi terhadap tinggi terlihat sama. Perlakuan BAP 2% memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi plantlet. Perbedaan respon plantlet mi diduga karena adanya mekanisme penonaktifan zat pengatur tumbuh yang diberikan sehingga menghambat pertumbuhan planet.

dari berbagai sumber

Bayam Duri (Amaranthus Spinousus, Linn.)

Written By BloggerMuda on 21 July 2012 | 5:39 PM


Bayam Duri
(Amaranthus Spinousus, Linn.)

Familia :
Amaranthaceae

Uraian :
Bayam duri (amaranthus spinousus) termasuk jenis tanaman amaranth.Tumbuhan ini mempunyai batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.Bentuk daunnya menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau muda atau kuning. Bayam duri banyak tumbuh secara liar di pekarangan rumah, ladang atau di jalan-jalan kampung. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 - 35 Celcius.

Nama Lokal :
Bayem eri, bayem raja, bayem roda, bayem cikron (Jawa); Senggang cucuk (Sunda), Bayam keruai (Lampung); Ternyak duri, ternyak lakek (Madura), Podo maduri (Bugis); Thorny amaranthus (Inggris), Bayam Duri (Indonesia); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing Nanah,
Kencing tidak lancar,
Bronkhitis,
Produksi ASI;
Tambah Darah,
Eksim,
Bisul,
Demam;


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Bayam duri mengandung amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, garam fosfat, zat besi, serta Vitamin (A, C, K dan piridoksin=B6).



PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.05.12.3428 TAHUN 2012 TENTANG LARANGAN MEMPRODUKSI DAN MENGEDARKAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN MAKANAN YANG MENGANDUNG TUMBUHAN PAUSINYSTALIA YOHIMBE


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.03.1.23.05.12.3428 TAHUN 2012
TENTANG
LARANGAN MEMPRODUKSI DAN MENGEDARKAN 
OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN MAKANAN YANG MENGANDUNG 
TUMBUHAN PAUSINYSTALIA YOHIMBE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari peredaran obat 
tradisional dan suplemen makanan yang tidak memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu;
b. bahwa terhadap penggunaan obat tradisional dan 
suplemen makanan dilakukan pemantauan keamanan 
diperedaran secara terus menerus;
c. bahwa terdapat laporan dari berbagai negara adanya efek 
samping yang dihubungkan dengan stimulasi dan paralisis 
sistem saraf pusat sebagai akibat penggunaan obat 
tradisional dan suplemen makanan yang mengandung 
tumbuhan Pausynistalia Yohimbe;
d. bahwa untuk meningkatkan perlindungan konsumen di 
Indonesia dari kemungkinan risiko efek samping 
sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka perlu 
dilakukan pelarangan penggunaan tumbuhan  
Pausynistalia  Yohimbe dalam obat tradisional dan 
suplemen makanan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud 
dalam  huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu 
menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan 
Makanan tentang Larangan Memproduksi dan 
Mengedarkan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan 
yang Mengandung Tumbuhan Pausynistalia Yohimbe;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang 
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 3821);


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2009 Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang 
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3781);
4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang 
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan 
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non 
Departemen sebagaimana telah  beberapa kali  diubah 
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 
2005;
5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit 
Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non 
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah 
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 tahun 2005;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor  006 Tahun 2012
tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 007 Tahun 2012 
tentang Registrasi Obat Tradisional;
8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi 
dan Tata Kerja  Badan Pengawas Obat dan Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala 
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 
HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;
9. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor HK.00.05.23.3644 Tahun 2004 tentang Ketentuan 
Pokok Pengawasan Suplemen Makanan;
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor HK.00.05.41.1381 Tahun 2005 tentang Tata 
Laksana Pendaftaran Suplemen Makanan;
11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan 
Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal 
Terstandar, dan Fitofarmaka;BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN 
MAKANAN TENTANG LARANGAN MEMPRODUKSI DAN 
MENGEDARKAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN 
MAKANAN YANG MENGANDUNG TUMBUHAN  PAUSINYSTALIA 
YOHIMBE.
Pertama : Melarang memproduksi dan mengedarkan obat tradisional dan 
suplemen makanan yang mengandung tumbuhan 
Pausynistalia Yohimbe.
Kedua : Membatalkan persetujuan pendaftaran obat tradisional dan 
suplemen makanan yang mengandung  tumbuhan 
Pausynistalia Yohimbe.
Ketiga : Menarik dari peredaran semua obat tradisional dan suplemen 
makanan sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua dalam 
waktu 3 (tiga) bulan sejak diundangkannya Peraturan ini.
Keempat : Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan ini 
dikenakan sanksi sesuai dengan  ketentuan  peraturan 
perundang-undangan.
Kelima : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini 
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Mei 2012
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN  
REPUBLIK INDONESIA,
     
ttd
LUCKY OEMAR SAID
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Juni 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 623

Akar Manis (Glycyrrhiza glabra L,)



Akar Manis

(Glycyrrhiza glabra L,)
Familia :
Papilionaceae (Leguminosae).
Uraian :
Simplisia ini masih diimport, sebab belum dapat ditanam di Indonesia. Bagian yang digunakan Akar. 
Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Glycyrrhiza Radix, Liquiritae Radix; Akar Manis.




Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menetralkan, rasa manis. KHASIAT Ekspektoran, anti inflamasi, dan spasmolitik.



Komposisi :
Glisirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida, glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri, dan asparagin.


Kegunaan : 
  1. Anti kolestrol. 
  2. Bronkhitis.
  3. Batuk.
  4. Mulas
  5. Tukak lambung


Asam Jawa (Tamarindus indica, Linn.)


Asam Jawa
(Tamarindus indica, Linn.)
Familia : Leguminosae

Uraian :
Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.

Nama Lokal :
Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa); 

Kegunaan :
  1. Obat Herbal Asma
  2. Obat Herbal Batuk
  3. Obat Herbal Sariawan


Obat Herbal Penyakit Sipilis

Written By BloggerMuda on 19 July 2012 | 7:14 PM

sebaiknya anda sudah memastikan kepada dokter bahwa anda menderita sipilis. klik untuk mengetahui penyakit sipilis.
berikut ini ramuan herbal mengobati penyakit sipilis :
25-30 daun sirih berserta dahan. tambahkan gula aren dan garam secukupnya. rebus dengan 2 liter air sampai sisa 1 liter. diminum 3 kali sehari. gunakan secara rutin. 

Cara Deteksi Penyakit Lewat Kebersihan Kuku

Written By BloggerMuda on 05 July 2012 | 4:18 PM

FAAD dari American Academy of Dermatology (AAD), Andrea Cambio, MD mengatakan, kuku adalah jendela ke dalam tubuh seseorang. Melalui kuku dapat terlihat kemungkinan penyakit apa saja yang sedang berproses dalam tubuh.

Berikut ini adalah cara deteksi penyakit lewat kuku:

Kuku kuning
Salah satu penyebab paling umum kuku berwarna kuning adalah infeksi jamur. Semakin memburuknya infeksi bisa membuat kuku tidak tumbuh sehat, menebal, dan rapuh. Kuku kuning juga menunjukan kondisi lebih serius seperti penyakit tiroid parah, paru-paru, diabetes, atau psoriasis.

Kuku bengkak dan terlipat
Jika kulit di sekitar kuku terlihat merah dan bengkak, ini dikenal sebagai peradangan yang menunjukan adanya penyakit lupus dan gangguan jaringan ikat.

Garis hitam
Periksakan segera jika ada garis hitam di kuku Anda. Ini terkait gejala melanoma atau yang dikenal dengan kanker kulit dari jenis yang paling berbahaya.

Menggigit kuku
Menggigit kuku mungkin buat Anda hanyalah kebiasaan. Padahal ini sangat mungkin menandakan kecemasan yang berlebihan dan membutuhkan pengobatan karena menderita gangguan obsesif-kompulsif. Jadi, jika Anda tidak bisa berhenti, ada baiknya berdiskusi dengan dokter Anda.

Kuku kebiruan
Kuku berwarna kebiruan menandakan tubuh tidak mendapatkan oksigen cukup. Ini mengindikasikan adanya infeksi di paru-paru seperti pneumonia. Jika hanya sedikit kebiruan di ujung bawah kuku bisa juga menandakan diabetes.

Kuku pucat
Kuku berwarna pucat atau cenderung berwarna putih kadang-kadang terkait penuaan. Tetatpi ada empat penyakit serius yang mungkin saja ditandai dengan kuku berwarna pucat ini, misalnya, anemia, gagal jantung, pengidap penyakit hati atau juga gizi yang buruk.

Kuku putih
Jika kuku berwarna putih dengan ujung atas berwarna gelap mengindikasikan adanya masalah pada hati seperti hepatitis.

Kuku kasar
Jika permukaan kuku berkerut dan berbunyi jika diadu ini merupakan tanda awal dari psoriasis atau inflamasi arthritis. Perubahan warna kuku dapat terlihat merah kecokelatan.

Kuku retak
Kuku terlihat kering, rapuh dan sering retak telah lama dikaitkan dengan penyakit tiroid. Jika membelah dan berwarna kuning ada kemungkinan ini karena infeksi jamur.

dari berbagai sumber

Deskripsi Obat Herbal


Obat herbal telah digunakan oleh 80% penduduk negara berkembang, dan pada tahun 2000 diperkirakan penjualan obat herbal di dunia mencapai US $ 60 milyar. Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendukung gerakan  back to nature,  di Indonesia terjadi peningkatan industri obat tradisional bahkan menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM-RI) sampai tahun 2002 terdapat 1012 industri obat tradisional yang memiliki izin usaha industri yang terdiri dari 105 industri berskala besar dan 907 industri berskala kecil. Dengan melihat kelimpahan bahan baku obat herbal di Indonesia dan tuntutan masyarakat akan produk yang aman, manjur dan  berkualitas maka perlu pembuktian-pembuktian yang nyata melalui penelitian sinergis antara berbagai disiplin ilmu dan unsur masyarakat.  

Penelitian dasar tersebut meliputi latar belakang yang berisi pemilihan bahan dan tujuan penelitian. Metodologi penelitian baik dari standarisasi ekstrak menggunakan senyawa aktif sampai pengujian potensi secara  in-vitro, in-vivo harus dijelaskan sehingga produk akhir bisa dipatenkan dan mendapatkan legitimasi dari pemerintah sebagai legal drug  Dari latar belakang dan metodologi disimpulkan bahwa bahan alam/herbal berpotensi tinggi dapat kembangkan lebih lanjut, sedangkan potensi lemah perlu dikembangkan melalui jalur pencarian aktivitas yang lain. Bahan alam/herbal akan  menjadi sumber obat baru diperlukan penelitian/proses yang sangat panjang dan perlu kerjasama antar disiplin ilmu.

Mikosis Superfisial

Written By BloggerMuda on 01 July 2012 | 10:50 PM

Mikosis kutan disebabkan oleh jamur yang hanya menginvasi jaringan superfisialis yang terkeratinisasi (kulit, rambut dan kuku) dan tidak ke jaringan yang lebih dalam. Bentuk yang paling penting adalah dermatofita, suatu kelompok jamur serumpun yang diklasifikasika menjadi 3 genus Epidennophyton, Microsporum danTrychopyton. Pada jaringan keratin yang tidak hidup, bentuk-bentuk ini adalah bila dan artrokonidia. 

Ada dua golongan jamur yang menyebabkan mikosis superfisialis yaitu non dermatofita dan dermatofita.
Dermatofita 
Microsporum canis rambut, kulit  
Microsporum audouini rambut  
Microsporun gypseum kulit, rambut  
Trychophyton tonsurans rambut, kulit, buku  
Trychophyton rubrum   rambut. kulit, kuku   
Trychophyton mentagrophytes rambut, kulit  
Trychophyton violaceum Rambut,kulit,kuku  
Epidermophyton flocosum kulit 

Non-Dermatofita    
Pityrosporum orbiculare 
(Malasezia furfur) 
kulit Tinea vesikolor 
Clasdoporium werneckii kulit Tinea nigra 
Piedraia rambut Piedra hitam 
Trichosporon beigelii rambut Piedra putih 
 
Support : Copyright © 2012. Ramuan Obat Herbal dan Informasi Tips Kesehatan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger