Popular Post

Artikel Update

10 Cara Atasi Dengkuran Saat Tidur

Written By BloggerMuda on 11 August 2012 | 2:09 PM

Berikut ini adalah saran saran untuk menghilangkan kebiasaan mendengkur saat anda tertidur. 

1. Matikan rokok Anda.
Asap rokok membuat jaringan-jaringan, baik di tenggorokan maupun hidung mengalami iritasi, sampai bengkak dan menyumbat aliran udara.

2. Rampingkan dan bugarkan tubuh.
Walaupun orang kurus juga bisa mendengkur, mendengkur tiga kali lebih sering dialami oleh mereka yang berbadan gemuk.

3. Jangan makan terlalu banyak.
Jangan makan terlalu banyak selama tiga jam sebelum tidur, hindari juga cemilan ketika Anda terjaga pada tengah malam. Itu karena proses pencernaan membuat otot-otot di mana pun-termasuk di tenggorokan Anda-menjadi santai dan lemas.

4. Bersihkan lubang hidung Anda.
Jika hidung Anda terasa tersumbat, pertimbangkan upaya membersihkannya dengan obat semprot hidung yang dijual bebas di apotik.

5. Tetapi hati-hatilah.
Pemakaian berlebihan dapat merugikan Anda, bahkan membuat hidung Anda makin tersumbat. Ikuti petunjuk petunjuk pada kemasannya dengan cermat. Hidung yang terus menerus tersumbat perlu diperiksakan ke dokter THT.

6. Hindari alkohol.
Hindari minum alkohol empat jam sebelum tidur. Alkohol menyebabkan otot-otot dalam jalan napas menjadi terlalu santai. Begitu pula obat-obat penenang atau obat tidur.

7. Jangan tidur telentang.
Tidur menyamping mungkin dapat mencegah lidah dan daging yang menggantung dari langit-langit mulut jatuh menutup jalan napas. Salah satu cara yang manjur agar Anda tidak tidur telentang adalah memasang sebuah saku pada punggung piyama Anda kemudian memasukkan sebuah bola tenis ke dalamnya. Bola itu akan membuat Anda tidak nyaman ketika akan tidur telentang sehingga tanpa sadar memilih tidur menyamping.

8. Naikkan posisi kepala dan pundak Anda.
Tidur dengan posisi bagian atas lebih tinggi daripada bagian bawah dapat membantu mencegah dengkur karena dalam posisi demikian lidah tidak akan "runtuh" menutup jalan napas. Walaupun demikian, jangan mengganjal kepala Anda dengan tumpukan bantal-ini hanya akan membuat Anda pegal dan membuat tenggorokan Anda tertekuk, sehingga keadaan justru memburuk. Sebagai gantinya, taruh sebuah bata di bawah kaki tempat tidur sebelah atas agar posisinya naik kira-kira 10 hingga 13 cm.

9. Coba memakai alat penahan leher.
Alat penahan yang sering digunakan ketika seseorang menderita cedera leher (whiplash collar) mungkin membuat Anda tampak aneh bagi pasangan tidur Anda, tetapi alat ini membuat dagu Anda tetap terangkat sehingga leher Anda tidak pegal sementara tenggorokan tetap terbuka. Agar leher Anda tidak kaku pada pagi hari gunakan alat penahan yang terbuat dari busa bukan dari plastik. Whiplash collar dari busa terasa empuk dan tidak membuat leher Anda terlalu tertarik. Akan tetapi jika Anda merasa pegal ketika bangun tidur, pelan-pelan regangkan otot-otot leher Anda, pijat dengan lembut, kemudian mandilah dengan air hangat.

10. Memakai penahan lidah.
Banyak klinik gangguan tidur menyediakan alat penahan lidah yang membuat lidah Anda tetap ke depan dan mulut tetap tertutup ketika Anda tidur. Ortodontis juga dapat membuatkan alat dengan efek serupa untuk menahan rahang Anda pada malam hari.

Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

Written By BloggerMuda on 08 August 2012 | 7:54 AM



Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
Sinonim : = P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq.
Familia : Piperaceae

Uraian :
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. 

Nama Lokal :
Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, kejang perut.;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi: 
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, 
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, 
- sakit kepala, sakit gigi, 
- batuk, demam, 
- hidung berlendir, 
- lemah syahwat, 
- sukar melahirkan, 
- neurastenia, dan 
- tekanan darah rendah. 

Bagian akar dapat digunakan untuk: 
- kembung, pencernaan terganggu, 
- tidak dapat hamil karena rahim dingin, 
- membersihkan rahim setelah melahirkan, 
- badan terasa lemah, 
- stroke, 
- rematik, gout, dan nyeri pinggang. 

Daun dapat digunakan untuk mengatasi: 
- kejang perut dan 
- sakit gigi. 

CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan. 
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut. 

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang 3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci  dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih 
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.  Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 

2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula  enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong  seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas. 

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat: 
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan  air panas, hangat-hangat diminum sekaligus. 

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan  madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus. 

5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat  disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. 

b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang. 

6. Kejang perut : 
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu diminum sekaligus 

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk 
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus. 

8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan 1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi hangat. 

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)



Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)
Sinonim :
Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.
Familia :
Menispermaceae

Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.

Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.

KEGUNAAN :

1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.

PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.


PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.
CARA PEMAKAIAN :

1. Rheumatik : 
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
    dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin 
    disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.

2. Demam kuning (icteric) : 
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 
    gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu 
    secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

3. Demam : 
    2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 
    gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x
    1/2 gelas.

4. Kencing manis : 
    1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 
    jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus 
    dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, 
    sehari 2 X 1 gelas.

5. Kudis (scabies) : 
    3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan 
    ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai 
    untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.

6. Luka : 
    Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x 
    perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.




Brojo Lintang (Belamcanda chinensis (L.) DC.)

Written By BloggerMuda on 02 August 2012 | 3:19 AM



Brojo Lintang (Belamcanda chinensis (L.) DC.)
Sinonim : Belamcanda punctata Moenich. Pardanthus chinensis (L.) Ker. Gawl.
Familia : Iridaceae.

Uraian :
Semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; 1-1,5 m tingginya. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Batang bercabang hingga berbentuk malai rata, hanya pada ujung batang ada bunganya. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. Buah di Jawa jarang berkembang, memanjang, persegi 3 beralur, pecah menurut ruang berkatup 3, tinggi 12 cm. Dari Asia Timur; tanaman bias, juga liar; 1-2.000 m. Bagian yang Digunakan Akar. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brojo lintang, Jamaka, suliga (Sunda), Semprit, wordi (jawa), Karimenga kulo, katna, ketep, ketew, kiris (minahasa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Belamcandae chinensidis Radix; Akar Brojo Lintang.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan agak beracun. KHASIAT Anti inflamasi, antipiretik, ekspektoran, stomakik, dan purgatif.

Pemanfaatan :
KEGUNAAN 
-Asma.
-Batuk.
-Napas dan mulut bau. 
-Pencernaan tidak baik. 
-Radang amandel.
-Radang kerongkongan. 

RAMUAN DAN TAKARAN 
Batuk atau Asma
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Kayu Masoyi 3 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Herba Patikan Kebo segar 5 gram
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan 
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Buah Adas 1 gram
Rimpang Nyamplung 2 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Air 100 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Peringatan :Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

Komposisi :
Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Bligu (Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.)

Written By BloggerMuda on 01 August 2012 | 2:42 AM

Bligu (Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.)
Sinonim : Benincasa cerifera Savi. Cucurbita hispida Thunb. Lagenaria dasystemon Miq
Familia : Cucurbitaceae.

Uraian :
Tanaman menjalar. Batang berkayu, lunak, berbulu, warna hijau. Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat, panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, warna hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di ketiak daun, mahkota berbulu halus, warna kuning. Buah buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm, warna hijau keputih putihan. Bagian yang Digunakan Biji dan buah. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Kundo (Aceh); Gundur (Gayo); Kudul (Simalur); Undru (Nias); Kundue (Minangkabau); Sardak (Lampung); Butong (Dayak); Baligo, Leyor (Sunda); Baligo (Jawa); Bhaligu, Kondur (Madura); Kunrulu (Bugis); Laha (Irian). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Benincasa Semen; Biji Bligu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis, mendinginkan, dan membersihkan paru. KHASIAT Hemostatik, diuretik, dan ekspektoran PENELITIAN Hermanto, 1993. Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. J. Soemartojo dan dr. Hidayat Dharmasagara. Telah melakukan penelitian pengaruh infus buah Bligu dibandingkan buah Leganaria leucantha terhadap penurunan suhu tubuh tikus putih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus buah Bligu menunjukkan pengaruh menurunkan suhu tubuh tikus putih. Infus buah Bligu 40% menunjukkan efek yang sama dengan infus buah Leganaria leucantha 40% dalam hal menurunkan suhu badan.

Pemanfaatan :
KEGUNAAN

Biji:
-Batu ginjal.
-Demam.
-Kencing manis.
-Pelembut kulit.
-Radang paru
-Radang usus
-Sembelit
-Tonik.
-Wasir

Buah:
1. Disentri.
2. Panas dalam.
3. Perdarahan pada organ bagian dalam. 
4. Tonik.

RAMUAN DAN TAKARAN
Disentri, Sakit Perut karena Panas Dalam
Suhu badan normal, tetapi perut sakit dan tinja berdarah.
Ramuan:
Buah Bligu sebesar telapak tangan
Buah Adas 10 buah
Kayu Pulosari (serbuk) satu buku jari tangan
Madu 1 sendok teh 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau ditim. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Anak umur 3-4 tahun tiap jam 1 sendok makan. 
Anak umur 1-3 tahun tiap jam 1 sendok teh. 
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Radang Paru 
Ramuan:
Biji Bligu 4 gram
Rimpang Temu Putih 5 gram
Rimpang Temu Lawak 4 gram
Rimpang Kunyit 4 gram
Buah Kemukus 1 gram
Air 10 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Wasir
Ramuan:
Biji Bligu 3 gram
Daun Wungu segar 8 gram
Daun Duduk segar 6 gram
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Komposisi :
Alkaloid kukurbitina, miosina, vitelin, minyak lemak, dan zat pati.




Benalu (Loranthus, Spec. div.)



Benalu (Loranthus, Spec. div.)
Sinonim :
Familia : Loranthaceae

Uraian :
Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh di dahan itu.

Nama Lokal :
Benalu (Indonesia), Kemladean (Jawa), Pasilan; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Kanker, Amandel, Campak;

Pemanfaatan :

1. Tumor dan Kanker

Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1 batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya. 
Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. 
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.

2. Amandel

Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis, adas palawaras secukupnya. 
Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. 
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.

3. Campak

Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya. 
Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus. 
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena campak.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu, misalnya the (camellia Sinensis dari familia tumbuhan theaceae) berdasarkan pengalaman dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Sedang benalu yang menempel pada pohon jeruk nipis (citrus aurantifolia dari familia tumbuhan rutaceae) dapat digunakan sebagai ramuan obat untuk penyakit amandel dan jenis benalu umum dapat dimanfaatkan sebagai obat campak. Kajian secara ilmiah belum dilakukan.




Baru Cina (Artemisia vulgaris Linn.)



Baru Cina(Artemisia vulgaris Linn.)
Sinonim :
Familia : Compositae

Uraian :
Terna menahun, berambut halus, tegak, tinggi mencapai 1 m, berbau tajam, menyenangi tanah yang cukup lembab dan tanah yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. jenis yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Artemisia argyi Levl. et. Vant. Tanaman ini terdapat sampai 3.000 m di atas permukaan laut, berasal dari Cina. Tanaman ini merupakan herba setengah berkayu, percabangan banyak, beralur dan berambut. Daun berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus. Warna daun hijau, di bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling. Bunga merupakan bunga majemuk, kecil-kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai. Perbanyakan dapat dengan stek atau biji.

Nama Lokal :
Baru cina (Indonesia, Sumatera), Daun manis, brobos krebo; Beunghar kucicing, jukut lokot mala, suket gajahan (jawa); Kolo, goro-goro cina (Maluku), Daun Sudamala, cam cao; Ai ye (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit haid, Keguguran, Disentri, Keputihan, Susah punya anak; Muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah persalinan;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Daun, seluruh tanaman.

KEGUNAAN:
1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi 
   (Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.
2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin 
   berlebihan.
3. Dysentery, keputihan.
4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.
5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus 
   (rectal haemorrhgia).


PEMAKAIAN
10 - 30 gram rebus, minum. Herba ini sudah dibuat tablet, 
suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).

PEMAKAIAN LUAR:
Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul. Dipakai sebagai moxa, dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur. 

Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.

CARA PEMAKAIAN:
1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:
4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas. 
Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.

2. Lemah syahwat: 
15 - 45 gram biji digiling halus, makan.

3. Ayan (Epilepsi):
1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula 
enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas. Sehari 2 x 1 gelas.

4. Sakit tenggorok: 
Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.

5. Disentri: 
Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.

A.rtemisia argyi Levl et Vant: 
Mempunyai khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar payudara. juga dipakai untuk pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi, dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.

EFEK SAMPING: 
30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung (yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, pedas, hangat. Menghilangkan rasa dingin, menghilangkan sakit, menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Minyak menguap (Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi alkohol, dan ridentin.



Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)



Bangle(Zingiber purpureum Roxb.)
Sinonim : Zingiber cassumunar, Roxb.
Familia : Zingiberaceae

Uraian :
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lokal :
Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Rimpang, daun.

KEGUNAAN:
Rimpang:
- Demam, sakit kepala.
- Batuk berdahak.
- Perut nyeri, masuk angin.
- Sembelit.
- Sakit kuning.
- Cacingan.
- Rheumatism.
- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
- Mengecilkan perut setelah melahirkan.
- Kegemukan.

Daun:
· Tidak napsu makan.
· Perut terasa penuh.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.
Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Demam, masuk angin. 
    15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2 
    cangkir air panas dan 2 sendok makan madu.  Diaduk merata lalu 
    diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

2. Perut mules: 
    Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan  lempuyang wangi, 
    masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis.  Rebus 
    dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas.  Setelah dingin 
    disaring, lalu diminum.

3. Sakit kepala karena demam: 
    Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut.  Tambahkan 
    sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.  Dipakai sebagai 
    pilis pada dahi.

4. Sakit kuning: 
    1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air 
    masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, 
    minum.  Lakukan 2 kali sehari.

5. Nyeri sendi (rheumatism): 
    Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak 
    sampai menjadi adonan seperti bubur encer.  Borehkan kebagian 
    sendi yang sakit.

6. Mengecilkan perut setelah melahirkan:
    Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada 
    perut.

7. Cacingan: 
    3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar 
    tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk
    halus.  Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu 
    diperas dan disaring.  Minum.

8. Radang seiaput lendir mata: 
    Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir
    jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya.  Rebus 
    dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah 
    dingin disaring, minum.

9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
    a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci 
       lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.  
       Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum.  Pagi dan
       sore hari.

    b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari 
       rimpang lempuyang wangi, 1/4  genggam daun kemuning, 1/4 
       genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- 
       potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai 
       tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 
       gelas.

    c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari 
       tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk 
       nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas- 
       remas.  Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.
 
Support : Copyright © 2012. Ramuan Obat Herbal dan Informasi Tips Kesehatan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger