Topics :

Popular Post

Artikel Update

Cincau (Cylea barbata, Miers.)

Written By BloggerMuda on 01 September 2012 | 11:35 AM



Cincau (Cylea barbata, Miers.)
Sinonim :
Familia : Manispermaceae
Uraian :
Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut.


Nama Lokal :
Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam;

Pemanfaatan :
1. Sakit Perut dan Hipertensi

Bahan: daun cincau secukupnya
Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang, disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar, kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa.
Cara menggunakan: dimakan biasa

2. Demam
Bahan: akar cincau secukupnya
Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring
Cara menggunakan: diminum biasa

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian para ahli, tumbuhan ini mengandung zat sejenis karbohidrat yang mampu menyerap air, sehingga daunnya menjadi padat. Apabila segenggam daun cincau diremas-remas dengan satu rantang air, akan diperoleh cincau berupa agar-agar seperti dijual di pasar-pasar. Selain mengandung zat karbohidrat , cincau juga mengandung zat lemak dan sebagainya.

10 Cara Atasi Dengkuran Saat Tidur

Written By BloggerMuda on 11 August 2012 | 2:09 PM

Berikut ini adalah saran saran untuk menghilangkan kebiasaan mendengkur saat anda tertidur. 

1. Matikan rokok Anda.
Asap rokok membuat jaringan-jaringan, baik di tenggorokan maupun hidung mengalami iritasi, sampai bengkak dan menyumbat aliran udara.

2. Rampingkan dan bugarkan tubuh.
Walaupun orang kurus juga bisa mendengkur, mendengkur tiga kali lebih sering dialami oleh mereka yang berbadan gemuk.

3. Jangan makan terlalu banyak.
Jangan makan terlalu banyak selama tiga jam sebelum tidur, hindari juga cemilan ketika Anda terjaga pada tengah malam. Itu karena proses pencernaan membuat otot-otot di mana pun-termasuk di tenggorokan Anda-menjadi santai dan lemas.

4. Bersihkan lubang hidung Anda.
Jika hidung Anda terasa tersumbat, pertimbangkan upaya membersihkannya dengan obat semprot hidung yang dijual bebas di apotik.

5. Tetapi hati-hatilah.
Pemakaian berlebihan dapat merugikan Anda, bahkan membuat hidung Anda makin tersumbat. Ikuti petunjuk petunjuk pada kemasannya dengan cermat. Hidung yang terus menerus tersumbat perlu diperiksakan ke dokter THT.

6. Hindari alkohol.
Hindari minum alkohol empat jam sebelum tidur. Alkohol menyebabkan otot-otot dalam jalan napas menjadi terlalu santai. Begitu pula obat-obat penenang atau obat tidur.

7. Jangan tidur telentang.
Tidur menyamping mungkin dapat mencegah lidah dan daging yang menggantung dari langit-langit mulut jatuh menutup jalan napas. Salah satu cara yang manjur agar Anda tidak tidur telentang adalah memasang sebuah saku pada punggung piyama Anda kemudian memasukkan sebuah bola tenis ke dalamnya. Bola itu akan membuat Anda tidak nyaman ketika akan tidur telentang sehingga tanpa sadar memilih tidur menyamping.

8. Naikkan posisi kepala dan pundak Anda.
Tidur dengan posisi bagian atas lebih tinggi daripada bagian bawah dapat membantu mencegah dengkur karena dalam posisi demikian lidah tidak akan "runtuh" menutup jalan napas. Walaupun demikian, jangan mengganjal kepala Anda dengan tumpukan bantal-ini hanya akan membuat Anda pegal dan membuat tenggorokan Anda tertekuk, sehingga keadaan justru memburuk. Sebagai gantinya, taruh sebuah bata di bawah kaki tempat tidur sebelah atas agar posisinya naik kira-kira 10 hingga 13 cm.

9. Coba memakai alat penahan leher.
Alat penahan yang sering digunakan ketika seseorang menderita cedera leher (whiplash collar) mungkin membuat Anda tampak aneh bagi pasangan tidur Anda, tetapi alat ini membuat dagu Anda tetap terangkat sehingga leher Anda tidak pegal sementara tenggorokan tetap terbuka. Agar leher Anda tidak kaku pada pagi hari gunakan alat penahan yang terbuat dari busa bukan dari plastik. Whiplash collar dari busa terasa empuk dan tidak membuat leher Anda terlalu tertarik. Akan tetapi jika Anda merasa pegal ketika bangun tidur, pelan-pelan regangkan otot-otot leher Anda, pijat dengan lembut, kemudian mandilah dengan air hangat.

10. Memakai penahan lidah.
Banyak klinik gangguan tidur menyediakan alat penahan lidah yang membuat lidah Anda tetap ke depan dan mulut tetap tertutup ketika Anda tidur. Ortodontis juga dapat membuatkan alat dengan efek serupa untuk menahan rahang Anda pada malam hari.

Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)

Written By BloggerMuda on 08 August 2012 | 7:54 AM



Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
Sinonim : = P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq.
Familia : Piperaceae

Uraian :
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. 

Nama Lokal :
Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, kejang perut.;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi: 
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, 
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, 
- sakit kepala, sakit gigi, 
- batuk, demam, 
- hidung berlendir, 
- lemah syahwat, 
- sukar melahirkan, 
- neurastenia, dan 
- tekanan darah rendah. 

Bagian akar dapat digunakan untuk: 
- kembung, pencernaan terganggu, 
- tidak dapat hamil karena rahim dingin, 
- membersihkan rahim setelah melahirkan, 
- badan terasa lemah, 
- stroke, 
- rematik, gout, dan nyeri pinggang. 

Daun dapat digunakan untuk mengatasi: 
- kejang perut dan 
- sakit gigi. 

CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan. 
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut. 

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang 3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci  dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih 
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.  Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 

2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula  enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong  seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas. 

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat: 
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan  air panas, hangat-hangat diminum sekaligus. 

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan  madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus. 

5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat  disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. 

b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang. 

6. Kejang perut : 
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu diminum sekaligus 

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk 
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus. 

8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan 1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi hangat. 

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)



Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)
Sinonim :
Tinospora rumphii, Boerl. T. tuberculata Beumee. Cocculus crispus, DC. Menispermum verrucosum. M.crispum, Linn. M.tuberculatum, Lamk.
Familia :
Menispermaceae

Uraian :
Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek.

Nama Lokal :
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang.

KEGUNAAN :

1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar.
2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning.
3. Kencing manis.

PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum.


PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka.
CARA PEMAKAIAN :

1. Rheumatik : 
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus
    dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin 
    disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas.

2. Demam kuning (icteric) : 
    1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 
    gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu 
    secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

3. Demam : 
    2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 
    gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x
    1/2 gelas.

4. Kencing manis : 
    1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 
    jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus 
    dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, 
    sehari 2 X 1 gelas.

5. Kudis (scabies) : 
    3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan 
    ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai 
    untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x.

6. Luka : 
    Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x 
    perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pahit, sejuk. Menghilangkan sakit (Analgetik), penurun panas (antipiretik), melancarkan meridian. KANDUNGAN KIMIA : Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.




Brojo Lintang (Belamcanda chinensis (L.) DC.)

Written By BloggerMuda on 02 August 2012 | 3:19 AM



Brojo Lintang (Belamcanda chinensis (L.) DC.)
Sinonim : Belamcanda punctata Moenich. Pardanthus chinensis (L.) Ker. Gawl.
Familia : Iridaceae.

Uraian :
Semak yang tegak dengan akar rimpang yang merayap; 1-1,5 m tingginya. Daun jelas 2 baris, dengan pangkal yang membelah berbentuk pelepah tinggi, bentuk garis atau lanset yang miring, hijau kebiruan, bertepi transparan, yang terendah 30-60 kali 2-4 cm, yang tinggi kecil dan agak berjarak. Batang bercabang hingga berbentuk malai rata, hanya pada ujung batang ada bunganya. Seludang bunga kecil, berbunga 6-12. Anak tangkai bunga 2-4 cm, tidak rontok. Daun tenda bunga berkuku, memanjang, panjang 2,5-3,5 cm, dari luar kuning dengan tepi oranye, dari dalam oranye dengan noda merah tua; 3 yang terluar yang terbesar, pada pangkalnya ada alur madu yang ungu tua. Bakai buah berparuh pendek. Tangkai putik lebih panjang dari pada benang sari, tidak bercabang lagi. Buah di Jawa jarang berkembang, memanjang, persegi 3 beralur, pecah menurut ruang berkatup 3, tinggi 12 cm. Dari Asia Timur; tanaman bias, juga liar; 1-2.000 m. Bagian yang Digunakan Akar. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Brojo lintang, Jamaka, suliga (Sunda), Semprit, wordi (jawa), Karimenga kulo, katna, ketep, ketew, kiris (minahasa) NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Belamcandae chinensidis Radix; Akar Brojo Lintang.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Pahit, mendinginkan, dan agak beracun. KHASIAT Anti inflamasi, antipiretik, ekspektoran, stomakik, dan purgatif.

Pemanfaatan :
KEGUNAAN 
-Asma.
-Batuk.
-Napas dan mulut bau. 
-Pencernaan tidak baik. 
-Radang amandel.
-Radang kerongkongan. 

RAMUAN DAN TAKARAN 
Batuk atau Asma
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Kayu Masoyi 3 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Herba Patikan Kebo segar 5 gram
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. Untuk pemeliharaan pengobatan diulang 2 kali seminggu, tiap kali minum 100 ml.

Radang Amandel atau Radang Kerongkongan 
Ramuan:
Akar Brojo Lintang 5 gram
Buah Adas 1 gram
Rimpang Nyamplung 2 gram
Daun Sirih segar 2 helai
Air 100 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat.
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Peringatan :Tidak dianjurkan untuk ibu hamil.

Komposisi :
Glikosida skekanin, belamkandin, dan iridin.

Bligu (Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.)

Written By BloggerMuda on 01 August 2012 | 2:42 AM

Bligu (Benincasa hispida (Thunb,) Cogn.)
Sinonim : Benincasa cerifera Savi. Cucurbita hispida Thunb. Lagenaria dasystemon Miq
Familia : Cucurbitaceae.

Uraian :
Tanaman menjalar. Batang berkayu, lunak, berbulu, warna hijau. Daun tunggal, bulat, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat, panjang 10-17 cm, lebar 9-15 cm, warna hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, tumbuh di ketiak daun, mahkota berbulu halus, warna kuning. Buah buni, bulat memanjang, berdaging, panjang 15-20 cm, warna hijau keputih putihan. Bagian yang Digunakan Biji dan buah. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Kundo (Aceh); Gundur (Gayo); Kudul (Simalur); Undru (Nias); Kundue (Minangkabau); Sardak (Lampung); Butong (Dayak); Baligo, Leyor (Sunda); Baligo (Jawa); Bhaligu, Kondur (Madura); Kunrulu (Bugis); Laha (Irian). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Benincasa Semen; Biji Bligu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Manis, mendinginkan, dan membersihkan paru. KHASIAT Hemostatik, diuretik, dan ekspektoran PENELITIAN Hermanto, 1993. Farmasi, WIDMAN. Pembimbing: Drs. J. Soemartojo dan dr. Hidayat Dharmasagara. Telah melakukan penelitian pengaruh infus buah Bligu dibandingkan buah Leganaria leucantha terhadap penurunan suhu tubuh tikus putih. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus buah Bligu menunjukkan pengaruh menurunkan suhu tubuh tikus putih. Infus buah Bligu 40% menunjukkan efek yang sama dengan infus buah Leganaria leucantha 40% dalam hal menurunkan suhu badan.

Pemanfaatan :
KEGUNAAN

Biji:
-Batu ginjal.
-Demam.
-Kencing manis.
-Pelembut kulit.
-Radang paru
-Radang usus
-Sembelit
-Tonik.
-Wasir

Buah:
1. Disentri.
2. Panas dalam.
3. Perdarahan pada organ bagian dalam. 
4. Tonik.

RAMUAN DAN TAKARAN
Disentri, Sakit Perut karena Panas Dalam
Suhu badan normal, tetapi perut sakit dan tinja berdarah.
Ramuan:
Buah Bligu sebesar telapak tangan
Buah Adas 10 buah
Kayu Pulosari (serbuk) satu buku jari tangan
Madu 1 sendok teh 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau ditim. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
Anak umur 3-4 tahun tiap jam 1 sendok makan. 
Anak umur 1-3 tahun tiap jam 1 sendok teh. 
Lama pengobatan: Diulang selama 4 hari.

Radang Paru 
Ramuan:
Biji Bligu 4 gram
Rimpang Temu Putih 5 gram
Rimpang Temu Lawak 4 gram
Rimpang Kunyit 4 gram
Buah Kemukus 1 gram
Air 10 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari. 

Wasir
Ramuan:
Biji Bligu 3 gram
Daun Wungu segar 8 gram
Daun Duduk segar 6 gram
Air 110 ml 
Cara pembuatan: Dibuat infus atau dipipis. 
Cara pemakaian: Diminum 1 kali sehari 100 ml. 
Lama pengobatan: Diulang selama 14 hari.

Komposisi :
Alkaloid kukurbitina, miosina, vitelin, minyak lemak, dan zat pati.




Benalu (Loranthus, Spec. div.)



Benalu (Loranthus, Spec. div.)
Sinonim :
Familia : Loranthaceae

Uraian :
Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh di dahan itu.

Nama Lokal :
Benalu (Indonesia), Kemladean (Jawa), Pasilan; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Kanker, Amandel, Campak;

Pemanfaatan :

1. Tumor dan Kanker

Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1 batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya. 
Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. 
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.

2. Amandel

Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis, adas palawaras secukupnya. 
Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. 
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari ½ gelas.

3. Campak

Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya. 
Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus. 
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena campak.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Benalu yang menempel pada tumbuhan tertentu, misalnya the (camellia Sinensis dari familia tumbuhan theaceae) berdasarkan pengalaman dapat digunakan sebagai obat anti kanker. Sedang benalu yang menempel pada pohon jeruk nipis (citrus aurantifolia dari familia tumbuhan rutaceae) dapat digunakan sebagai ramuan obat untuk penyakit amandel dan jenis benalu umum dapat dimanfaatkan sebagai obat campak. Kajian secara ilmiah belum dilakukan.




Baru Cina (Artemisia vulgaris Linn.)



Baru Cina(Artemisia vulgaris Linn.)
Sinonim :
Familia : Compositae

Uraian :
Terna menahun, berambut halus, tegak, tinggi mencapai 1 m, berbau tajam, menyenangi tanah yang cukup lembab dan tanah yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. jenis yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Artemisia argyi Levl. et. Vant. Tanaman ini terdapat sampai 3.000 m di atas permukaan laut, berasal dari Cina. Tanaman ini merupakan herba setengah berkayu, percabangan banyak, beralur dan berambut. Daun berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus. Warna daun hijau, di bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling. Bunga merupakan bunga majemuk, kecil-kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai. Perbanyakan dapat dengan stek atau biji.

Nama Lokal :
Baru cina (Indonesia, Sumatera), Daun manis, brobos krebo; Beunghar kucicing, jukut lokot mala, suket gajahan (jawa); Kolo, goro-goro cina (Maluku), Daun Sudamala, cam cao; Ai ye (China).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit haid, Keguguran, Disentri, Keputihan, Susah punya anak; Muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah persalinan;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Daun, seluruh tanaman.

KEGUNAAN:
1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi 
   (Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.
2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin 
   berlebihan.
3. Dysentery, keputihan.
4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.
5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus 
   (rectal haemorrhgia).


PEMAKAIAN
10 - 30 gram rebus, minum. Herba ini sudah dibuat tablet, 
suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).

PEMAKAIAN LUAR:
Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul. Dipakai sebagai moxa, dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur. 

Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.

CARA PEMAKAIAN:
1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:
4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas. 
Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.

2. Lemah syahwat: 
15 - 45 gram biji digiling halus, makan.

3. Ayan (Epilepsi):
1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula 
enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas. Sehari 2 x 1 gelas.

4. Sakit tenggorok: 
Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.

5. Disentri: 
Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.

A.rtemisia argyi Levl et Vant: 
Mempunyai khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar payudara. juga dipakai untuk pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi, dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.

EFEK SAMPING: 
30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung (yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, pedas, hangat. Menghilangkan rasa dingin, menghilangkan sakit, menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Minyak menguap (Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi alkohol, dan ridentin.



Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)



Bangle(Zingiber purpureum Roxb.)
Sinonim : Zingiber cassumunar, Roxb.
Familia : Zingiberaceae

Uraian :
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lokal :
Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Rimpang, daun.

KEGUNAAN:
Rimpang:
- Demam, sakit kepala.
- Batuk berdahak.
- Perut nyeri, masuk angin.
- Sembelit.
- Sakit kuning.
- Cacingan.
- Rheumatism.
- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
- Mengecilkan perut setelah melahirkan.
- Kegemukan.

Daun:
· Tidak napsu makan.
· Perut terasa penuh.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.
Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Demam, masuk angin. 
    15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2 
    cangkir air panas dan 2 sendok makan madu.  Diaduk merata lalu 
    diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

2. Perut mules: 
    Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan  lempuyang wangi, 
    masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis.  Rebus 
    dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas.  Setelah dingin 
    disaring, lalu diminum.

3. Sakit kepala karena demam: 
    Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut.  Tambahkan 
    sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.  Dipakai sebagai 
    pilis pada dahi.

4. Sakit kuning: 
    1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air 
    masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, 
    minum.  Lakukan 2 kali sehari.

5. Nyeri sendi (rheumatism): 
    Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak 
    sampai menjadi adonan seperti bubur encer.  Borehkan kebagian 
    sendi yang sakit.

6. Mengecilkan perut setelah melahirkan:
    Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada 
    perut.

7. Cacingan: 
    3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar 
    tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk
    halus.  Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu 
    diperas dan disaring.  Minum.

8. Radang seiaput lendir mata: 
    Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir
    jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya.  Rebus 
    dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah 
    dingin disaring, minum.

9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
    a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci 
       lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.  
       Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum.  Pagi dan
       sore hari.

    b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari 
       rimpang lempuyang wangi, 1/4  genggam daun kemuning, 1/4 
       genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- 
       potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai 
       tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 
       gelas.

    c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari 
       tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk 
       nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas- 
       remas.  Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.

Bandotan(Ageratum conyzoides L.)

Written By BloggerMuda on 31 July 2012 | 4:14 AM



Bandotan(Ageratum conyzoides L.)
Sinonim : A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.
Familia : compositae (asteraceae).

Uraian :
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau tidak enak. 

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).

Komposisi :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, alkaloid, dan kumarin

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam (antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA UI, 1993).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung,  keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat,  produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut. 
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air perasannya diminum.
Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sakit telinga tengah akibat radang 
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.

Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh.

Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban. 

Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

Tumor rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas sehari.

Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.

Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.

Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut d

Awar Awar (Ficus septica Burm.L)



Awar Awar (Ficus septica Burm.L)
Sinonim :Ficus hauili Blanco, Ficus casearia F. v. Mueller ex Benth, Ficus kaukauensis Hayata.
Familia :Moraceae

Uraian :
Pohon atau semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting bulat silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips, dengan pangkal membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali 9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat, dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang daun samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat. Bunga majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, diameter lebih kurang 1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain bunga betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 - 2 cm. Waktu berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak ditemukan di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.


Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar

Komposisi :
Tumbuhan ini mengandung alkaloida, yaitu antara lain (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid), tiloforin, septisin, dan antofin, selain itu juga mengandung flavonoida.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Daun 
digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul, gigitan ular berbisa dan sesak napas.
Akar 
digunakan untuk penawar racun (ikan), penanggulangan asma; di samping itu daun dapat menyebabkan muntah.
Getah 
dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.
Buah 
untuk pencahar. 

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Untuk mengobati bisul:
5 lembar daun dicuci dan digiling halus; ditambah garam secukupnya, kemudian digunakan sebagai kompres pada bisul (1-2 kali sehari).

Anyang Anyang(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,)

Written By BloggerMuda on 30 July 2012 | 3:35 AM


Anyang Anyang(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,)

Sinonim :Rejasa.
Familia : Elaeocarpaceae.



Uraian :

Pohon dengan bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus (seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut; kepala putik tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai pohon hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm. Cat. : Jika buah diinjak, maka duri tempel pada inti buah menembus dinding buah yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang dinamakan „kotak duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun. 


Nama Lokal :

NAMA DAERAH Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda); Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor, Rejasa (Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Elaeocarpi Fructus; Buah Anyang-anyang.

Komposisi :

Elaeokarpid (zat pahit beracun) dan saponin. Khasiat Diuretik.

KEGUNAAN 
Buah:
1. Disentri.
2. Sakit kandung kencing.

Kulit kayu:
1. Radang Ginjal.
2. Borok (obat luar). 

Daun:
1.Demam. 
2.Kelesuan. 
3.Mual.
4.Sakit Kuning. 

RAMUAN DAN TAKARAN 
Demam
Ramuan:
Kulit kayu atau daun Anyang-anyang   4  gram
Air                                                          110 ml 

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml
Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari. 

Kelesuan
Ramuan:
Daun Anyang-anyang                 4 gram
Daun Sembung                            3 gram
Herba Meniran                            2 gram
Rimpang Temulawak                  4 gram
Air                                              110 ml 

Cara pernbuatan:
Diseduh, dibuat infus. 

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan
Diulangi selama 14 hari. 

Sakit Kandung Kencing
Penderita pada saat buang air seni merasa nyeri, dan air seninya berbuih.
Ramuan:
Buah Anyang-anyang   7 biji
Buah Adas          1 gram
Pulosari                   1/ 2 ruas jari
Air                            110 ml 

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh. 

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan: 
Diulang selama 7 hari.

Sipilis/Sifilis/Raja Singa

Written By BloggerMuda on 27 July 2012 | 5:35 PM

Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, Raja Singa. Dan dari penelitian menunjukan 15%-20% dari korban yang terjangkit sipilis yang tidak diobati akan mati dini.

Gejala:

Sifilis mempunyai masa tunas yang berkisar 3 minggu. Pada tempat masuk kuman timbul suatu ulkus (luka) yang bulat lonjong, dasar bersih, merah, kulit di sekitar terang, pada perabaan keras dan tidak nyeri, keadaan ini disebut efek primer stadium I. Sering disertai pembengkakan kelenjar getah bening di daerang sekitar tempat infeksi yang padat, kenyal, pada perabaan tikdak sakit.

Dalam 3-6 minggu kelainan ini dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Setelah efek primer, 6-8 minggu kemudian penyakit masuk ke dalam stadium II, biasanya didahului gejala panas, sakit kepala, sakit tulang dan sebagainya. Tanda-tana pada kulit dan selaput lendir dapat menyerupai semua penyakit kulit yang lain (the great imitator) dan kelainan pada kulit tersebut tidak gatal. Lesi pada tempat yang lembab pada lipatan kulit disebut kondiloma lata. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening yang menyeluruh (limfadenitis generalisata). Kelainan kulit dapat menghilang tanpa pengobatan kemudian dapat muncul lagi tapi tidak simetris. Sifilis laten adalah penderita sifilis tanpa gejala dan hanya ditemukan hasil tes yang positif.

Sifilis stadium III muncul setelah 3-10 tahun stadium I. Keadaan ini tidak menular, tapi dapat menyerang semua organ tubuh. Kelainan yang khas adalah suatu nodus yang kemudian melunak, pecah dan membentuk ulkus. Di samping itu juga dapat menyerang sistem peredaran darah dan saraf.

GONORE (GO)
Gonore adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah “kencing nanah”. Masa inkubasi 3-5 hari.

Kuman : Neisseria gonorrhoea
Perantara : manusia
tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
cara penularan : kontak seksua langsung
tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
yang bisa terkena : orang yang berhubungan seks tak aman


Mimba Tanaman Langka Indonesia

Written By BloggerMuda on 24 July 2012 | 3:22 AM

Mimba (Azadirachta indica). Tanaman langka ini mempunyai nama lain Mimbo atau Mimba. Tanaman langka ini merupakan pohon yang tinggi (Arbor) batangnya dapat mencapai 20 m bahkan lebih. Kulit batangnya tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Tanaman ini bisa digunakan sebagai pestisida nabati. Karena daun mimba mengandung senyawa-senyawa yang dapat mengendalikan hama tanaman, diantaranya adalah sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine.


Perbanyakan mimba saat ini dilakukan secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan stek ranting. Pada perbanyakan generatif permasalahan yang dihadapi adalah dihasilkan sifat tanarnan yang tidak sania dengan pohon induk, masa produksi Iebih lama dan permasalahan ketersediaan biji yang terbatas. Perbanyakan secara vegetatif secara alami tidak dapat menghasilkan akar yang baik sehingga sifat tanaman mudah roboh karena tidak memiliki akar tunggang dan umur tanaman biasanya lebih pendek.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan perbanyakan mimba secara kultur jaringan dan sumber eksplan biji dan tunas pucuk serta mengetahui pengaruh konsentrasi BAP terhadap pertumbuhan plantlet dan biji dan tunas pucuk. Hasil yang dtharapkan adalah dapat memberikan informasi mengenai konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan mimba.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan dilakukan penanaman eksplan dan biji dan tunas pucuk. Parameter yang diamati adalah keberhasilan hidup masing-masing sumber eksplan, pengaruh waktu pada sumber eksplan biji dan keefektifan teknik Sterilisasi pada sumber eksplan dan pucuk. Penelitian pendahuluan tidak menggunakan rancangan percobaan. Penelitian inti dibagi menjadi dua tahap yaitu pra perlakuan dan perlakuan. Pada pra perlakuan eksplan dipindahkan ke media baru yang memiliki komposisi dasar yang sama dengan media saat penelitian pendahuluan kemudian dilihat persentase hidup masing-masing sumber eksplan. Pada perlakuan parameter yang diukur secara kuantitatif adalah jumlah tunas, jumlah daun, tinggi dan pertumbuhan akar, sedangkan parameter kualitatif yang diamati adalah perubahan warna daun dan pertumbuhan kalus.

Pada penelitian inti digunakan rancangan acak Iengkap satu faktor dengan ulangan tidak sama. Perlakuan yang diberikan adalah konsentrasi BAP baik untuk plantlet dan biji maupun pucuk. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dilakukan uji Duncan. Analisis data dilakuakan dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Analysis System (SAS).

Pada penelitian pendahuluan, penanaman bahan ekspian dan biji dilakukan dalam tiga tahap dengan waktu yang berbeda tetapi dengan teknik sterilisasi yang sama. Pada penanaman pertama saat biji berumur satu bulan, daya tumbuh biji mencapai 48.33% atau sebanyak 29 biji, sedangkan pada penanaman kedua saat biji berumur tiga bulan, persen tumbuhnya hanya 1,67% atau satu biji dan pada penanaman ketiga persen tumbuhnya 0% karena tidak ada satu bijipun yang mengalami pertumbuhan. Berdasarkan persamaan linier y = -24.165x + 64.997 daya tumbuh biji mimba diduga dapat bertahan sekitar dua bulan, oleh karena itu biji mimba harus segera ditanam setelah panen.

Penanaman bahan eksplan dan pucuk dilakukan tiga kali dengan teknik sterilisasi yang berbeda. Pada penanaman dengan sterilisasi menggunakan baycline, permasalahan yang terjadi adalah terjadinya kontaminasi yang relatif cepat yaitu tiga hari setelah tanam dan setelah satu minggu semua eksplan mati.

Pada penanaman dengan sterilisasi kedua menggunakan alkohol, HgC12 dan baycline, permasalahan yang terjadi adalah pencoklatan atau browning pada eksplan yang terjadi hanya satu hari setelah penanaman. Pada penanaman ketiga dengan sterilisasi menggunakan Hg Cl2, baycline dan betadine, didapatkan pertumbuhan eksplan yang cukup baik. Penggunaan HgC12 dan baycline secara berurutan menghasilkan kondisi yang lebih menguntungkan karena kombinasi keduanya merupakan usaha sterilisasi berlapis baik dari bakteri, jamur maupun kotoran-kotoran lain yang menempel pada permukaan eksplan. Penggunaan HgCI2 dan baycline terbukti lebih efektif dalam sterilisasi eksplan mimba dibandingkan dengan baycline saja atau dengan alkohol, ini terbukti dengan tetap bertahan hidupnya eksplan.

Pada penelitian inti kegiatan pra perlakuan, eksplan yang berasal dari biji dan pucuk dipotong-potong dan ditanam kedalam media pra perlakuan baru yang memiliki komposisi dasar yang sama dengan media pada penelitian pendahuluan. Setelah satu bulan pengamatan ternyata persentase hidup eksplan yang berasal dari biji (89.65%) lebih tinggi jika dibandingkan eksplan yang berasal dan pucuk. Hal ini diduga karena kondisi eksplan dan biji lebih steril sehingga tidak banyak mendapat gangguan jamur, bakteri dan kotoran.

Penambahan media Murashige dan Skoog dengan zat pengatur tumbuh BAP memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap parameter pertumbuhan plantlet yaitu jumlah tunas, jumlah daun, tinggi pada plantlet dan biji. Pengaruh konsentarasi BAP terhadap jumlah tunas berbeda pada tiap minggu pengamatan. Pada minggu pengamatan pertama, ketiga, keempat, kelima, kesembilan sampai dengan minggu ke-12 pengamatan didapatkan pengaruh konsentarasi BAP terhadap jumlah tunas yang tidak berbeda. Namun pada minggu kedua, keenam, ketujuh dan kedelapan didapatkan hasil yang berbeda. Perbedaan respon plantlet ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan unsur hara dalam media, dan berhubungan erat dengan kemampuan multiplikasi tanaman yang berbeda-beda.

Pada parameter pertambahan jumlah daun, pada minggu kelima pengamatan perlakuan BAP terhadap jumlah daun memiliki pengaruh yang berbeda, sedangkan pada minggu lainnya konsentrasi BAP memberikan pengaruh yang sama Perlakuan BAP 2% memiliki tingkat pertumbuhan tunas yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya Hal ini diduga karena BAP diserap oleh tanaman dengan baik sehingga pembelahan sel yang terjadi lebih baik.

Pada parameter tinggi, pada minggu keempat sampai dengan minggu kedelapan memperlihatkan pengaruh yang berbeda, sedangkan pada minggu yang lain pengaruh konsentrasi terhadap tinggi terlihat sama. Perlakuan BAP 2% memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi plantlet. Perbedaan respon plantlet mi diduga karena adanya mekanisme penonaktifan zat pengatur tumbuh yang diberikan sehingga menghambat pertumbuhan planet.

dari berbagai sumber

Bayam Duri (Amaranthus Spinousus, Linn.)

Written By BloggerMuda on 21 July 2012 | 5:39 PM


Bayam Duri
(Amaranthus Spinousus, Linn.)

Familia :
Amaranthaceae

Uraian :
Bayam duri (amaranthus spinousus) termasuk jenis tanaman amaranth.Tumbuhan ini mempunyai batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.Bentuk daunnya menyerupai belahan ketupat dan berwarna hijau. Bunganya berbentuk bunga bongkol, berwarna hijau muda atau kuning. Bayam duri banyak tumbuh secara liar di pekarangan rumah, ladang atau di jalan-jalan kampung. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 - 35 Celcius.

Nama Lokal :
Bayem eri, bayem raja, bayem roda, bayem cikron (Jawa); Senggang cucuk (Sunda), Bayam keruai (Lampung); Ternyak duri, ternyak lakek (Madura), Podo maduri (Bugis); Thorny amaranthus (Inggris), Bayam Duri (Indonesia); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing Nanah,
Kencing tidak lancar,
Bronkhitis,
Produksi ASI;
Tambah Darah,
Eksim,
Bisul,
Demam;


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Bayam duri mengandung amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, garam fosfat, zat besi, serta Vitamin (A, C, K dan piridoksin=B6).



PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.05.12.3428 TAHUN 2012 TENTANG LARANGAN MEMPRODUKSI DAN MENGEDARKAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN MAKANAN YANG MENGANDUNG TUMBUHAN PAUSINYSTALIA YOHIMBE


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.03.1.23.05.12.3428 TAHUN 2012
TENTANG
LARANGAN MEMPRODUKSI DAN MENGEDARKAN 
OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN MAKANAN YANG MENGANDUNG 
TUMBUHAN PAUSINYSTALIA YOHIMBE
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari peredaran obat 
tradisional dan suplemen makanan yang tidak memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu;
b. bahwa terhadap penggunaan obat tradisional dan 
suplemen makanan dilakukan pemantauan keamanan 
diperedaran secara terus menerus;
c. bahwa terdapat laporan dari berbagai negara adanya efek 
samping yang dihubungkan dengan stimulasi dan paralisis 
sistem saraf pusat sebagai akibat penggunaan obat 
tradisional dan suplemen makanan yang mengandung 
tumbuhan Pausynistalia Yohimbe;
d. bahwa untuk meningkatkan perlindungan konsumen di 
Indonesia dari kemungkinan risiko efek samping 
sebagaimana dimaksud dalam huruf c, maka perlu 
dilakukan pelarangan penggunaan tumbuhan  
Pausynistalia  Yohimbe dalam obat tradisional dan 
suplemen makanan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud 
dalam  huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu 
menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan 
Makanan tentang Larangan Memproduksi dan 
Mengedarkan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan 
yang Mengandung Tumbuhan Pausynistalia Yohimbe;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang 
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 3821);


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2009 Nomor 5063);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang 
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3781);
4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang 
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan 
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non 
Departemen sebagaimana telah  beberapa kali  diubah 
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 
2005;
5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit 
Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non 
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah 
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 tahun 2005;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor  006 Tahun 2012
tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 007 Tahun 2012 
tentang Registrasi Obat Tradisional;
8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi 
dan Tata Kerja  Badan Pengawas Obat dan Makanan
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Kepala 
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 
HK.00.05.21.4231 Tahun 2004;
9. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor HK.00.05.23.3644 Tahun 2004 tentang Ketentuan 
Pokok Pengawasan Suplemen Makanan;
10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor HK.00.05.41.1381 Tahun 2005 tentang Tata 
Laksana Pendaftaran Suplemen Makanan;
11. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 
Nomor HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan 
Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal 
Terstandar, dan Fitofarmaka;BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN 
MAKANAN TENTANG LARANGAN MEMPRODUKSI DAN 
MENGEDARKAN OBAT TRADISIONAL DAN SUPLEMEN 
MAKANAN YANG MENGANDUNG TUMBUHAN  PAUSINYSTALIA 
YOHIMBE.
Pertama : Melarang memproduksi dan mengedarkan obat tradisional dan 
suplemen makanan yang mengandung tumbuhan 
Pausynistalia Yohimbe.
Kedua : Membatalkan persetujuan pendaftaran obat tradisional dan 
suplemen makanan yang mengandung  tumbuhan 
Pausynistalia Yohimbe.
Ketiga : Menarik dari peredaran semua obat tradisional dan suplemen 
makanan sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua dalam 
waktu 3 (tiga) bulan sejak diundangkannya Peraturan ini.
Keempat : Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan ini 
dikenakan sanksi sesuai dengan  ketentuan  peraturan 
perundang-undangan.
Kelima : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini 
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Mei 2012
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN  
REPUBLIK INDONESIA,
     
ttd
LUCKY OEMAR SAID
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Juni 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 623
 
Support : Copyright © 2012. Ramuan Obat Herbal dan Informasi Tips Kesehatan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger